Laporan Prakerin di PT.Telkom Indonesia
ini adalah contoh laporan prakerin yang pernah saya lakukan di PT.Telkom Indonesia STO Banjarsari. semoga bermanfaat 🙂
Pertanyaan dan jawaban tentang C ….
Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan? Itu bukan Cinta, itu Dusta..
Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya? Itu bukan Cinta, itu Persahabatan..
Apakah kamu ingin memilikinya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang? Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila..
Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu? Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan..
Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya? Itu bukan Cinta, itu Kasihan..
Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya? Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan..
Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada? Itu bukan Cinta, itu Kesepian..
Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya? Itu bukan Cinta, itu Nafsu..
Apakh tlapak tgnmu brkeringat, jantungmu brdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada ddekatnya? Itu bukan Cinta, itu Suka..
Cinta itu adalah ketika kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal..
HARAPAN DARI MASA LALU
Ketika kehidupan telah berubah
Bertambah usia bertambah problema
Terpikir dalam benak akan hal itu
Kehidupan yang lalu
Tak akan kupungkiri
Aku merindukan kehidupanku yang dulu
Aku rindu senyuman mereka yang dulu
Aku rindu canda tawa mereka yang dulu
Aku rindu banyolan mereka yang dulu
Aku rindu tangisan mereka yang dulu
Aku rindu kebersamaan mereka yang dulu
Kini semua seakan memudar
Dinding itu telah semakin tua dan lapuk
Dimakan usia
Dimakan benalu
Menyisahkan goresan kasih sayang yang berlumut
Keegoisan telah merajai hati
Keangkuhan telah memurkai
Tak ada lagi tangan – tangan itu
Yang merangkul dan memeluk kala jatuh
Masa kenakalan manusia yang beranjak dewasa itu tak akan terulang
Tak kusangka semua berubah seperti ini
Tak kusangka penuaan itu membutakan nurani
Tak ada yang salah
Tak ada yang perlu disalahkan
Kembali ke masa lalu adalah hal mustahil
Namun, kembali tersenyum dalam kebersamaan itu bukan hal mustahil
menanti dalam kemunafikan
Dia bersama dia
Dia bersama mereka
Aku tak pernah bersama dia
Tak pernah bersama mereka
Walau sebentar.. disana . tak di izinkan
Sabar .. penantian tak ada habisnya
Setia menanti sapaan ditemani senyuman
Embun telah membeku bisu
Pucuk – pucuk menyatu satu layu
Belalang berhenti terbang mencari padang ilalang
Berdampingan mengiringi kematian harapan
Lirih , lirih , lirih
Letih selalu dibohongi
Kini diri ingin berlari
Bersembunyi di air suci benci
Di selimuti caci maki
Dan  tak bisa dipungkiri
Hati ini bermimpi dalam duri
Kebodohan diri melukai
Lebih keji dari munafik
Sebelum terlambat harus terucap
Pembagian raport
Pembagian raport
Untuk sebagian orang pembagian laporan hasil belajar atau raport adalah hal yang menyenangkan dan dinanti-nanti. Namun, itu tidak bagi jiwa orang-orang yang berbeda keadaan dari anak sekolah lainnya.
Dapet rangking atau ga dapet rangking
Nilainya naik atau nilanya turun
Ga ngaruh dihidup aku
Ga bakalan bawa perubahan di hidup aku
Ga membawa kebahagiaan di hidup aku
Jangankan untuk hadiah sekedar ucapan pun gak terucap
Karna di minta baru ucapan itu terucap
Sekedar UCAPAN
Itu lah yang terasa dan itu bentuk ungkapan dari apa yang dirasanya. Segelintir senyuman tersungging hanya untuk menandakan hatinya senang. Sorak-sorak sorai kawan yang bergema menyentuh dinding sekolah membuat jiwanya semakin bergetar. Iri melanda hati dan  topeng itu ga bisa bertahan lama. Langkah kecil mengiringi perjalanan pulangnya seiring dengan tetesan air matanya. Rasa kebersamaan orang tua dan anak saat pembagian raport begitu di dambakan. Khayalan melambung tinggi dan sirna. Bukan hadiah yang benar-benar diharapkan tapi kebersamaan dan motivasi itu yang diharapkan.
‘Kapan aku bisa kaya mereka ?’
Pertanyaan yang tersimpan rapat dalam hatinya yang entah kapan akan terjawab, atau mungkin tak akan terjawab, atau memang tak da jawaban untuk pertanyaan itu.
Dalam doanya terselipkan semoga tak ada ada lagi jiwa-jiwa seperti aku.
Moment pergantian tahun
Menikmati penghujung tahun tanpa kepulangan seorang ayah
Dinanti-nanti namun nyatanya tak memungkinkan untuk pulang
Selalu karna uang
Uang memang menjadi masalah besar orang-orang
‘Uang dibenci dan di gilai’
Berusaha menikmati saja
Jalan-jalan menikmati suasana keramaian malam
Ditemani suka cita adik tercinta
Namun,tetap saja
Gundah..
Tapi, semakin lama terasa berbeda
Kulihat mereka yang lebih daripada aku
Tahun baru memang moment untuk semua
Tak terkecuali ..
Kulihat mereka tetap tersenyum dan tertawa lepas
Langkah-langkahnya memenuhi tiap sudut jalan penuh canda
Tak peduli kesusahan, penderitaan, beban hidup
Terlupakan sejenak dengan terompet yang berseru-seru
Namun yakin harapan yang dinantikan
Menanti perubahan di tahun mendatang
Berupa-rupa hal dilakukan
Yang baik.. yang buruk pun tak kalah
Mereka-mereka yang baru aja jadi manusia
Merasa apa pun bisa di lakukannya
Mengaku berilmu tapi tak beretika
Merusak diri di penghujung tahun
Gak habis terpikirkan olehku
Memang apa manfaat semua itu ?
Adakah yang mereka lakukan itu menguntungkan ?
Yang ada hanya mengganggu dan merugikan
Menurutku ..
Mungkin beda bagi mereka